Ditulis Oleh : Mohammad Rizky Apriansyah dan Efa
Dosen Pembimbing : Dwi Bagus Rendy Astid Putera S.Pd.,M.Pd. 


   Desa gapurana merupakan suatu desa yang berada setelah desa Talango, ada berbagai macam cerita masalalu yang konon menjadi kekuatan dalam pembentukan desa.  Konon di desa ini bapak presiden sukarno pernah bertapa dan mencari ilmu. Pada zaman Kerajaan Batu Putih (yang sekarang menjadi Kecamatan Batu Putih), seorang kepala perang kerajaan tersebut yang tinggal menetap dipulau poteran, tepatnya di sebelah utara pertigaan Kalenang yang sekarang bernama Buju’ Kapala Perang.
Di pulau poteran sendiri dulu ada pintu gerbang atau gapura tepatnya sebelah barat pertigaan Kalenang (kira-kira 600 meter). Pintu gerbang tersebut adalah pintu masuk sekaligus tempat pemberhentian atau tempat singgah orang-orang yang telah menempuh perjalanan jauh. Pintu gerbang itu juga merupakan tempat bertemunya orang-orang pendatang dengan masyarakat sekitarnya.
Diantara gapura dan buju’ Kepala Perang tinggallah seorang perempuan yang dijuluki Nyi Koning dan tempatnya sekarang bernama Buju’ Koning. Nyi Koning adalah orang yang ahli tabib dan nujum, sehingga banyak orang-orang yang datang untuk minta petuah keselamatan kepadanya.
Selain itu di pulau poteran, dulu ada dua pelabuhan besar yaitu pelabuhan Juaji sebelah barat sebelah barat gapura dan pelabuhan Kalenang. Orang–orang yang mau ke pulau Poteran selalu melewati gapura tersebut dan di gapura itu merupakan bertemunya orang-orang yang keluar masuk pulau Poteran.
Lama kelamaan orang-orang menyebut tempat itu dengan gapura yang kemudian tempat sekitar pintu gerbang dijadikan sebuah perkampungan atau desa yang diberi nama “GAPURANA.”
     Di Desa Gapurana Kecamatan Talango masalah yang berhubungan dengan pemilihan atau pengangkatan klebun/kepala desa dari dahulu sampai sekarang masih menerapkan hal secara turun temurun dalam satu keluarga. Hal ini terbukti karena klebun/kepala desa sebelum kepala desa/klebun yang  sekarang yaitu masih keluarga besar dari kepala desa yang sekarang, yakni sudah mencapai 5 keturunan. Selain itu memang keluarga besar ke atas klebun yang sekarang terkenal baik dan juga bagus dalam menjalankan pemerintahan. Di mata masyararakat memang terkenal orang yang benar-benar baik dan pantas untuk dijadikan kepala desa. Pernah pada suatu ketika dahulunya kepala desa yang sekarang awalnya akan naik jabatan menjadi SEKCAM semua maysarakat seakan-akan tidak ikhlas sehingga mereka demo atau memohon agar menjadi kepala desa yang pada akhirnya pak klebun yang sekarang mengemban dua jabatan yakini menjadi kepala desa sekaligus menjadi SEKCAM. Kebiasaan ataupun adat yang seperti ini masih berlaku di desa yakni kepala desa yang turun-temurun.